Pages

Senin, 07 April 2014

TEORI HUMANISTIK TENTANG KESEHATAN MENTAL

DISUSUN OLEH:
IKHTIARNA UKHTI MALION (13512588)
MUHAMMAD ARIEF MUNANDAR (14512881)
NURSILA RAISAMATARI. S (15512518)
RHEZA YUDHISTIRA WIBOWO (16512235)
TANIA INDRIANA (16509639)
KELAS: 2PA03

A.    PENGERTIAN HUMANISTIK
Banyak sekali teori yang mengemukakan tentang kepribadian, akan tetapi pada pembahasan kali ini, kami dari kelompok “Humanistik” hanya akan membahas mengenai teori kepribadian Humanistic. Dalam pandangan Humanistic, manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka. Maslow menekankan bahwa individu merupakakn kesatuan yang terpadu dan teroganisasi, sedangkan Kelly menyakini bahwa tidak ada kebenaran yang objektif dan kebenaran yang mutlak absoulot (dalam Hikmat,2012).
Teori Humanistic dipandang sebagai “third force” (kekuatan ketiga) dalam psikologi, dan merupakan alternative dari kedua kekuatan yang dewasa ini dominan (psikoanalisa dan behavioristik). Kekuatan ketiga ini disebut humanistic karena memiliki minat yang eksklusif terhadap tingkap laku manusia. Humanistic dapat diartikan sebagai “Orientasi eoritis yang menekankan kualitas manusia yang unik, khususnya terkait dengan free will dan potensi untuk mengembangkan dirinya”
Humanistik mulai muncul sebagai sebuah gerakan  besar psikologi dalam tahun 1950-an. Aliran Humanistik merupakan konstribusi dari psikolog-psikolog terkenal seperti Gordon Allport, Abraham Maslow dan Carl Rogers.
Walaupun psikolog humanistik dipengaruhi oleh psikoanalisis dan behaviorisme, namun aliran ini mempunyai ketidaksesuaian yang sangat berarti dengan psikoanalisis dan behaviorisme. Tekanan utama yang oleh behavioris dikenakan pada stimuli dan tingkah laku yang teramati, dipandang Psikologi Humanistik sebagai penyederhanaan yang keterlaluan yang melalaikan diri manusia sendiri dan pengalaman-pengalaman batinnya, tingkah lakunya yang kompleks seperti cinta, nilai-nilai dan kepercayaan, begitu pula potensinya untuk mengarahkan diri dan mengaktualisasikan diri. Maka psikologi humanistik sangat mementingkan diri (self) manusia sebagai pemersatu yang menerangkan pengalaman-pengalaman subjektif individual, yang banyak menentukan tingkah lakunya yang dapat diamati. Psikolog-psikolog Humanistik pun tidak menyetujui pandangan pesismis terhadap hakekat manusia dan dicerminkan oleh psikoanalisis Freud maupun pandangan netral (tidak jahat dan tidak baik) kaum behavior.
Kedua aliran itu memandang tingkah laku manusia secara salah yaitu sebagai tingkah laku yang seluruhnya ditentukan oleh kekuatan-kekuatan diluar kekuasaannya; apakah kekuatan-kekuatan itu berupa motif-motif yang tak disadari atau conditioning dari masa kanak-kanak dan pengaruh lingkungan. Bertentangan dengan kedua pandangan aliran tadi, aliran Humanistik menyetujui sebuah konsep yang jauh lebih positif mengenai hakekat manusia, yakni memandang hakekat manusia itu pada dasarnya baik. Perbuatan-perbuatan manusia yang kejam dan mementingkan diri sendiri dipandang sebagai tingkah laku patologik yang disebabkan oleh penolakan dan frustasi dari sifat yang pada dasarnya baik itu. Seorang manusia tidak dipandang sebagai mesin otomat yang pasif, tetapi sebagi peserta yang aktif yang mempunyai kemerdekaan memilih untuk menentukan nasibnya sendiri dan nasib orang lain.
Psikologi Humanistik mengarahkan perhatiannya pada humanisasi psikologi yang menekankan keunikan manusia. Psikologi humanistic manusia adalah makhluk kreatif, yang dikendalikan oleh nilai-nilai dan pilihan-pilihannya sendiri bukan pada kekuatan-kekuatan ketidaksadaran.
Abraham Maslow menekankan pada teori motivasinya, yaitu:
1.      Kebutuhan-kebutuhan fisiologis
2.      Kebutuhan-kebutuhan rasa aman
3.      Kebutuhan-kebutuhan rasa cinta dan memiliki
4.      Kebutuhan akan penghargaan
5.      Kebutuhan akan aktualisasi diri
B.     MENINJAU KESEHATAN MENTAL MENURUT HUMANISTIK
Dari kebutuhan di atas manusia memiliki motivasi yang mempengaruhi sikapnya. Motivasi menimbulkan perilaku. Sesuai dengan keyakinan humanistic bahwa manusia unik maka untuk memenuhi kebutuhan manusia melakukan hal-hal yang berbeda, kreatif dan bebas dari segala tekanan dari luar. Dalam mengambil keputusan individu yang sehat juga menggunakan segala aspek psikologisnya seperti emosional dan intelegensinya dan tidak terburu-buru. Hal tersebut merupakan ciri dari orang yang memiliki jiwa yang sehat.
Dan kesehatan mental menurut humanistic adalah setiap manusia memiliki caranya masing-masing untuk mengatasi gangguan mentalnya dan bagaimana manusia melakukan hal yang berbeda-beda dalam menghadapi berbagai tekanan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan mental.
Menurut aliran humanistic kepribadian yang sehat, individu dituntut untuk mengembangkan potensi yang terdapat didalam dirinya sendiri. Bukan saja mengandalkan pengalamn-pengalaman yang terbentuk pada masa lalu dan memberikan diri untuk belajar mengenai suatu pola mengenai yang baik dan benar sehingga menghasilkan respon individu yang bersifat baik (dalam Pramudityo,2013) . bagi ahli-ahli psikologi humanistic, manusia jauh lebih banyak memiliki potensi. Manusia harus dapat mengatsi masa lampau, kodrat biologis, dan ciri-ciri lingkungan. Manusia juga harus berkembang dan tumbuh melampaui kekuatan-kekuatan negative yang secara potensial menghambat.
C.    KESEHATAN MENTAL MENURUT ALLPORT
Allport percaya bahwa orang-orang yang matang dan sehat tidak dikuasai oleh kekuatan-kekuatan tak sadar (kekuatan yang tidak dapat dilihat dan dipengaruhi). Orang-orang yang sehat tidak didorong oleh konflik-konflik tidak sadar . individu yang sehat berfungsi pada tingkat rasional dan sadar, menyadari sepenuhnya kekuatan yang membimbing dia dan dapat mengontrol kekuatan itu juga.
Kepribadian yang matang tidak dikontrol oleh trauma ataupun konflik pada masa kanak-kanak. Pusat dari kepribadian kita adalah intensi-intensi kita yang sadar dan sengaja, misalnya harapan, aspirasi dan impian. Manusia didorong untuk mereduksikan tegangan-tegangan, menjaga supaya tegangan-tegangan berada pada tingkat yang paling rendah dan menjaga satu keadaan keseimbangan homeostatis internal atau “homeostatis”.
Manusia yang sehat memiliki kebutuhan akan sensasi-sensasi dan tantangan tantangan yang bervariasi. Orang yang sehat didorong ke depan oleh suatu visi masa depan, dan visi itu menyatukan kepribadiannya dan membawa orang itu ke tingkat stress yang lebih tinggi.
Menurut Allport, kebahagiaan bukanlah suatu tujuan dalam diri, tetapi hasil sampingan dari integrasi kepribadian dalam mengejar aspirasi dan tujuan. Tujuan-tujuan yang dicita-ditakan oleh orang yang sehat pada hakikatnya tidak dapat dicapai. Orang-orang yang matang dan sehat tidak puas apabila dalam melakukan sesuatu hanya dalam taraf sedang atau memadai, mereka baru merasa puas apabila melakukan sesuatu dengan kemampuan maksimal mereka.
A.     Pendekatan Allport terhadap kepribadian
Individu-individu yang sehat yang berfungsi pada tingkat rasional dan sadar, menyadari kekuatan-kekuatan yang membimbing mereka dan dapat mengontrol kekuatan-kekuatan itu juga. Orang-orang yang sehat bebas dari masa lampau. Orang-orang yang sehat dibimbing dan diarahkan oleh masa sekarang dan oleh intense-intensi kea rah masa depan dan antisipasi-antisipasi masa depan. Pandangan orang yang sehat adalah ke depan, kepada peristiwa-peristiwa kontemporer yang akan datang dan tidak mundur kembali kepada peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak.
B.     Motivasi pada pribadi yang sehat
Orang yang sehat didorong kedepan oleh suatu visi masa depan dan visi itu dengan tujuan-tujuan khusus mempersatukan kepribadian dan membawa orang itu kepada tingkat-tingkat tegangan yang bertambah. Motivasinya lebih kepada mencari kepuasaan yang lebih tinggi tingkatannya setelah salah satu tujuan telah terpenuhi. Contoh: ketika kebutuhan biologis sudah terpenuhi maka individu tersebut akan mencari lagi sesuatu yang baru yang dapat memuaskannya.
C.     Kriteria kepribadian yang sehat
1.      Perluasan diri sendiri
Orang menjadi matang, dia mengembangkan perhatian-perhatian di luar diri.
2.      Hubungan diri yang hangat dengan orang-orang lain
Orang yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan keintiman-keintiman atau cinta serta simpati dan empati terhadap orang lain.
3.      Keamanan emosional
Kepribadian yang sehat mampu menerima semua segi dari apa yang ada pada diri mereka, termasuk kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan.
4.      Persepsi realistis
Orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif.
5.      Keterampilan-keterampilan dan tugas
Orang yang berjiwa sehat menggunakan keterampilan-keterampilan secara ikhlas, antusias, melibatkan dan menempatkan diri sepenuhnya dalam pekerjaan kita.
6.      Pemahaman diri
Memahami tentang hubungan atau perbedaan antara gambaran tentang diri yang dimiliki seseorang dengan dirinya menurut keadaan yang seseungguhnya.
7.      Filsafat hidup yang mempersatukan
Orang yang berjiwa sehat memiliki pandangan hidup dan nilai-nilai diri sendiri dalam menjalani hidup dan mengambil keputusan. Bukan berdasarkan nilai-nilai dan pandangan orang lain.
Ketujuh hal di atas yang menjadi landasan dalam menyikapi proporium sebagai landasan dasar perkembangan yang sehat.
Menurut Allport, kebahagiaan bukanlah suatu tujuan dalam diri, tetapi hasil sampingan dari integrasi kepribadian dalam mengejar aspirasi dan tujuan. Tujuan-tujuan yang dicita-citakan oleh orang yang sehat pada hakikatnya tidak dapat dicapai. Orang-orang yang matang dan sehat tidak puas apabila dalam melakukan sesuatu hanya dalam taraf sedang atau memadai, mereka baru merasa puas apabila melakukan sesuatu dengan kemampuan maksimal mereka.
D.    KESEHATAN MENTAL MENURUT MASLOW
Maslow berpendapat bahwa seseorang akan memiliki kepribadian yang sehat, apabila dia telah mampu untuk mengaktualisasikan dirinya secara penuh (self-actuaizing person). Maslow mengungkapkan teori motivasi bagi self-actualizing person dengan nama metamotivation. Meta-needs, B-motivation, atau being values (dalam Ruswandi,dkk 2010). Beberapa kepribadian yang sehat menurut humanistic, adalah perilaku yang mengarah pada aktualisasi diri. Misalkan seperti:
1.      Menjalani hidup seperti seorang anak, dengan penyerapan dan konsentrasi sepenuhnya.
2.      Mencoba hal-hal baru dibandingkan bertahan pada cara-cara yang aman dan tidak berbahaya.
3.      Bekerja keras untuk apa saja yang ingin dilakukan
4.      Mencoba mengindetifikasikan pertahan diri dan memiliki keberanian untuk menghentikannya.
E.     KESIMPULAN
Teori humanistic menyatakan bahwa setiap manusia unik. Manusia adalah makhluk kreatif, yang dikendalikan oleh nilai-nilai dan pilihan-pilihannya sendiri bukan pada kekuatan-kekuatan ketidaksadaran. Kesehatan mental menurut humanistic adalah sesuai dengan keyakinan humanistic bahwa manusia unik maka untuk memenuhi kebutuhan manusia melakukan hal-hal yang berbeda, kreatif dan bebas dari segala tekanan dari luar dan bagaimana manusia melakukan hal yang berbeda-beda dalam menghadapi berbagai tekanan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan mental.

Daftar Pustaka
Sumadi, Suryabrata. 2008. Psikologi Kepribadian. RajaGrafindo Persada : Jakarta
Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan Model Model Kepribadian Sehat. Kanisius: Yogyakarta.
Basuki, Heru. 2008. Psikologi Umum. Universitas Gunadarma:Jakarta
Semiun, Yustinus. 2006. Teori Kepribadian & Terapi Psikoanalitik Fromm. Kanisius:Yogyakarta
Schultz Duane. 1991. Pengantar Psikologi Kepribadian Non Psikoanalitik. Kanisius:Yogyakarta
                  
Rochman, Kholil.2010.Kesehatan Mental.Yogyakarta : Fajar Media Press.
Ruswandi, Uus, Badrudin.2010. Pengembangan Kepribadian Guru.Bandung: CV. Insan Mandiri.
Koswara, E. 1991. Teori-teori Kepribadian. Bandung: PT. Eresco.
Hikmat.2012.Teori Kepribadian Humanistik. Jurnal. http://azriazizah0.blogspot.com/2013/03/teori-kepribadian-sehat.html

Pramudityo. M.R. 2013. Teori Kepribadian Sehat Menurut aliran Humanistik, Aliran Psikoanalisis, dan Aliran Behavioristik. Jurnal. http://azriazizah0.blogspot.com/2013/03/teori-kepribadian-sehat.html.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar