Pages

Rabu, 03 Desember 2014

(Psikologi Manajemen) Kekuasaan dan Pengaruh

Definisi Kekuasaan

       Kekuasaan (power) adalah kemampuan yang dimiliki seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi individu lain ataupun kelompok lain. Kekuasaan yang dimiliki seseorang akan menempatkan orang tersebut dalam suatu kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang lain yang dipengaruhinya. Pada umumnya kekuasaan akan menciptakan suatu hubungan yang vertical dalam suatu organisasi. Kekuasaan juga akan menentukan siapa yang pantas dan seharusnya mengambil keputusan (decision making) dalam suatu organisasi.
Teori yang dikemukakan oleh French dan Raven ini menyatakan bahwa kepemimpinan bersumber pada kekuasaan dalam kelompok atau organisasi. Dengan kata lain, orang atau orang-orang yang memiliki akses terhadap sumber kekuasaan dalam suatu kelompok atau organisasi tertentu akan mengendalikan atau memimpin kelompok atau organisasi itu sendiri. Adapun sumber kekuasaan itu sendiri ada tiga macam, yaitu kedudukan, kepribadian dan politik.
Gilbert W. Fairholm mendefinisikan kekuasaan sebagai “... kemampuan individu untuk mencapai tujuannya saat berhubungan dengan orang lain, bahkan ketika dihadapkan pada penolakan mereka.” Fairholm lalu merinci sejumlah gagasan penting dalam penggunaan kekuasaan secara sistematik dengan menakankan bahwa kapasitas personal-lah yang membuat pengguna kekuasaan bisa melakukan persaingan dengan orang lain. 

   Sumber-Sumber Kekuasaan dalam Organisasi 

   Kekuasaan Berdasarkan Kedudukan memiliki pengaruh potensial yang berasal dari kewenangan yang sah karena kedudukannya dalam organisasi terdiri dari: Kewenangan Formal dan Kekuasaan Pribadi.
Kewenangan Formal, yaitu kewenangan yang mengacu pada hak prerogatif, kewajiban dan tanggung jawab seseorang berkaitan dengan kedudukannya dalam organisasi atau sistem sosial. 
Kontrol terhadap sumber daya dan imbalan, merupakan kontrol dan penguasaan terhadap sumber daya dan imbalan terkait dengankedudukan formal. Makin tinggi posisi seseorang dalam hirarki organisasi, makin banyak kontrol yang dipunyai orang tersebut terhadap sumber daya yang terbatas. Kontrol terhadap hukuman merupakan kapasitas untuk mencegah seseorang memperoleh imbalan.. Kontrol terhadap informasi menyangkut kontrol terhadap akses terhadap informasi penting maupun kontrol terhadap distribusinya kepada orang lain. Kontrol ekologis menyangkut kontrol terhadap lingkungan fisik, teknologi dan metode pengorganisasian pekerjaan.
  Kekuasaan pribadi menjelaskan bahwa kelompok sumber kekuasaan berdasarkan kedudukan akan berlimpah pada orang-orang yang secara hirarki mempunyai kedudukan dalam organisasi. Pengaruh potensial yang melekat pada keunggulan individu terdiri dari: Kekuasaan keahlian (expert power), Kekuasaan kesetiaan (referent power), dan Kekuasaan karisma.
Kekuasaan keahlian (expert power) merupakan kekuasaan yang bersumber dari keahlian dalam memecahkan masalah tugas-tugas penting. Semakin tergantung pihak lain terhadap keahlian seseorang, semakin bertambah kekuasaan keahlian (expert power) orang tersebut.
Kekuasaan kesetiaan (referent power) merupakan potensi seseorang yang menyebabkan orang lain mengagumi dan memenuhi permintaan orang tersebut. Referent power terkait dengan keterampilan interaksi antar pribadi, seperti pesona, kebijaksanaan, diplomasi dan empati.
Kekuasaan karisma merupakan sifat bawaan dari seseorang yang mencakup penampilan, karakter dan kepribadian yang mampu mempengaruhi orang lain untuk suatu tujuan tertentu.

Jenis-jenis kekuasaan berdasarkan sumbernya
Sumber kekuasaan biasanya dibagi menjadi dua kelompok besar (Robbins dan Judge,2007), yaitu:
1. Sumber kekuasaan antar individu (interpersonal sources of power).
a) Kekuasaan Formal (Formal Power) adalah kekuasaan yang didasarkan pada posisi individual dalam suatu organisasi. Kekuasaan ini dapat berasal dari:
i) Kemampuan untuk memaksa (coercive power),
ii) Kemampuan untuk memberi imbalan (reward power)
iii) Kekuatan formal (legitimate power).
b) Kekuasaan Personal (Personal Power) adalah kekuasaan yang berasal dari karakteristik unik yang dimiliki seorang individu. Kekuasaan ini dapat berasal dari:
i) Kekuasaan karena dianggap ahli (Expert Power)
ii) Kekuasaan karena dijadikan contoh (Referent Power)
2. Sumber kekuasaan struktural (structural sources of power). Kekuasaan ini juga dikenal dengan istilah inter-group atau inter-departmental power yang merupakan sumber kekuasaan kelompok.
Sumber Kekuasaan Antar Individu
Pada paragrap berikut, penulis akan membahas pengertian masing-masing kekuasaan yang telah disebutkan (Hughes et all, 2009):
~        Kekuasaan Memaksa (Coercive Power).
Kekuasaan ini timbul pada diri seseorang karena ia memiliki kemampuan untuk memberikan hukuman (akibat negatif) atau meniadakan kejadian yang positif terhadap orang lain. Pada suatu organisasi, biasanya seseorang tunduk pada atasannya karena takut dipecat, atau diturunkan dari jabatannya. Kekuasaan ini juga dapat dimiliki seseorang karena ia mempunyai informasi yang sangat penting mengenai orang lain, yang mempunyai pengaruh sangat besar terhadap orang tersebut.
~        Kekuasaan Memberi Imbalan (Reward Power).
Kekuasaan ini timbul pada diri seseorang karena ia memiliki kemampuan untuk mengendalikan sumber-daya yang dapat mempengaruhi orang lain, misalnya ia dapat menaikkan jabatan, memberikan bonus, menaikkan gaji, atau hal-hal positif lainnya.
~        Kekuasaan Resmi (Legitimate Power).
Kekuasaan ini timbul pada diri seseorang karena ia memiliki posisi sebaga pejabat pada struktur organisasi formal. Orang ini memiliki kekuasaan resmi untuk mengendalikan dan menggunakan sumber-daya yang ada dalam organisasi. Kekuasaannya meliputi kekuatan untuk memaksa dan memberi imbalan Anggota organisasi biasanya akan mendengarkan dan melaksanakan apa yang dikatakan oleh pemimpinnya, karena ia memiliki kekuasaan formal dalam organisasi yang dipimpinnya.
~        Kekuasaan karena Ahli (Expert Power).
Kekuasaan ini timbul pada diri seseorang karena ia memiliki keahlian, ketrampilan atau pengetahuan khusus dalam bidangnya. Misalnya seorang ahli computer yang bekerja pada sebuah perusahaan, atau seorang karyawan yang memiliki kemampuan menggunakan 2 atau 3 bahasa internasional, akan memiliki expert power karena sangat dibutuhkan oleh perusahaannya.
~        Kekuasaan karena pantas dijadikan contoh (Referent Power).
Kekuasaan ini timbul pada diri seseorang karena ia memiliki sumber-daya, kepribadian yang menarik, atau karisma tertentu. Kekuasaan ini dapat menimbulkan kekaguman pada orang tersebut, dan membuat orang yang mengaguminya ingin menjadi seperti orang tersebut. Misalnya seorang dengan kepribadian menarik, sering dijadikan contoh atau model oleh orang lain dalam berperilaku.
~        Sumber Kekuasaan Struktural
Sumber Kekuasaan Struktural sering disebut juga Inter-departmental Sources of Power (Inter-group Sources of Power). Sumber dan penggunaan kekuasaan pada tingkat kelompok, khususnya departemen yang ada di dalam suatu organisasi memiliki nilai yang tinggi dalam studi tentang perilaku organisasi. Saunders, 1990 (Brooks, 2006) mengatakan bahwa kekuasaan pada tingkat departemen atau kelompok dapat berasal dari 5 sumber yang potensial, yang mungkin saja saling tumpang-tindih (overlap), yaitu:
1. Ketergantungan (Dependency). Jika departemen A bergantung pada departemen B untuk informasi atau kerjasama lainnya untuk dapat mengerjakan tugasnya dengan efektif, maka departemen B memiliki sumber kekuasaan terhadap departemen A.
2. Kesentralan (Centrality). Ini adalah ukuran tingkat pentingnya suatu departemen bekerja untuk tujuan utama organisasi. Secara alternatif dapat dianggap sebagai suatu ukuran seberapa besar departemen tersebut tidak dibutuhkan oleh organisasi tersebut. Semakin penting departemen tersebut bagi organisasinya, maka akan semakin besar kekuasaannya.
3. Sumber Dana (Financial Resources).Departemen yang menghasilkan sumber dana sendiri, khususnya jika mereka mampu menghasilkan pendapatan lebih besar dibandingkan departemen lainnya, akan mendapatkan keuntungan dari sumber kekuasaan ini.
4. Ketidak-berlanjutan (Non-sustainability). Berhubungan dengan tingkat pentingnya departemen tersebut. Keberlanjutan adalah suatu ukuran seberapa mudah fungsi dari departemen tersebut digantikan oleh yang lain. Departemen yang mudah ditutup karena dapat digantikan fungsinya, akan memiliki kekuasaan yang rendah.
5. Menghadapi ketidak-pastian (Copying with uncertainty). Departemen yang memiliki kemampuan menurunkan ketidak-pastian bagi departemen yang lain, akan memiliki kekuasaan yang lebih besar.Departemen yang memiliki kekuasaan lebih tinggi akan memiliki daya tawar (bargaining power) dan pengaruh (influencing power) yang lebih besar dibandingkan departemen yang kekuasaannya lebih rendah.
Ada 5 konsep kekuasaan menurut John Brench dan Bertram raven, yaitu:

a. kuasa paksaan (coercive power), yang mampu menghukukm seseorang yang tidak melakukan perintah.

b. reward power, yang diberi order untuk melakukan sesuatu dapat tunduk jika diberi imbalan

c. legitimative power, seorang penguasa akan menuntut bawahannya agar taat padanya

d. expert power, seseorang penguasa memang memiliki keahlian dalam bidang

e. referent power, sang penguasa memiliki karisma sehingga para pengikutnya ingin menjadi seperti dia dan mau meakukan apa saja untuknya.

·     Definisi Pengaruh

Sebagai esensi dari kepemimpinan, pengaruh diperlukan untuk menyampaikan gagasan, mendapatkan penerimaan dari kebijakan atau rencana dan untuk memotivasi orang lain agar mendukung dan melaksanakan berbagai keputusan..
Jika kekuasaan merupakan kapasitas untuk menjalankan pengaruh, maka cara kekuasaan itu dilaksanakan berkaitan dengan perilaku mempengaruhi. Oleh karena itu, cara kekuasaan itu dijalankan dalam berbagai bentuk perilaku mempengaruhi  dan  proses-proses mempengaruhi yang timbal balik antara pemimpin dan pengikut, juga akan menentukan efektivitas kepemimpinan.

Pengaruh Taktik Organisasi
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. Selain menggunakan kekuasaan, ada berbagai cara yang dapat digunakan oleh orang yang berada dalam organisasi untuk mempengaruhi orang lain.
      Taktik-taktik mempengaruhi (Influence Tactics) adalah cara-cara yang biasanya digunakan oleh seseorang untuk mempen-garuhi orang lain, baik orang yang merupakan atasan, setingkat, atau bawahannya. Dengan mengetahui dan menggunakan hal ini, maka seseorang dapat mempengaruhi orang lain, dengan tidak menggunakan kekuasaan yang dimilikinya.
      Kipnis dan Schmidt adalah peneliti yang pertama kali meneliti taktik-taktik yang biasa digunakan orang untuk mempengaruhi orang lain. (Kipnis dan Schmidt, 1982). Berbagai alat ukur telah dibuat untuk meneliti taktik mempengaruhi, dan salah satu yang terbaik adalah yang dibuat oleh Yukl dkk, yaitu yang disebut Influence Behavior Questionnaire (Yukl, Lepsinger, and Lucia, 1992). Hasil penelitian Yukl dkk, menun-jukkan ada sembilan jenis taktik yang biasa digunakan di dalam organisasi (Hugheset all, 2009), yaitu:
  •  Persuasi Rasional (Rational Persuasion), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan alasan yang logis dan bukti-bukti nyata agar orang lain tertarik.
  •   Daya-tarik Inspirasional (Inspirational Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan suatu permintaan atau proposal untuk membangkitkan antusiasme atau gairah pada orang lain.
  •    Konsultasi (Consultation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan mengajak dan melibatkan orang yang dijadikan target untuk berpartisipasi dalam pembuatan suatu rencana yang akan dilaksanakan.
  •   Mengucapkan kata-kata manis (Ingratiation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan kata-kata yang membahagiakan.
  •   Daya-tarik Pribadi (Personal Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain atau memintanya untuk melakukan sesuatu karena merupakan teman atau karena dianggap loyal.
  •    Pertukaran (Exchange), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan memberikan sesuatu keuntungan tertentu kepada orang yang dijadikan target, sebagai imbalan atas kemauannya mengikuti suatu permintaan tertentu.
  •    Koalisi (Coalitions), terjadi jika seseorang meminta bantuan dan dukungan dari orang lain untuk membujuk agar orang yang dijadikan target setuju.
  •    Tekanan (Pressure), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan ancaman, peringatan, atau permintaan yang berulang-ulang dalam meminta sesuatu.
  •    Mengesahkan (Legitimacy), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan jabatannya, kekuasaannya, atau dengan mengatakan bahwa suatu permintaan adalah sesuai dengan kebijakan atau aturan organisasi.

      DAFTAR PUSTAKA
Sukoco, Badri Munir. (2007). Manajemen Administrasi Perkantoran Modern. Jakarta: Erlangga.

Tangkilisan, Drs.Hessel Nogi S. (2005). Manajemen Publik. Jakarta: PT. Grasindo.

Umar, Husein. (2000). Business An Introduction. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Media.



(Psikologi Manajemen) Mengendalikan Fungsi Manajemen

A.     Tipe-tipe Mengendalikan (kontrol)
1.       Mengendalikan 
Mengendalikan pendahuluan dirancang untuk mengantisipasi masalah-masalah atau penyimpangan-penyimpangan dari standar atau tujuan yang memungkinkan koreksi di buat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu di selesaikan.
2.       Mengendalikan yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan
Tipe mengendalikan ini perupakan proses dimana aspek tertentu dari suatu prosedur harus di setujui dulu, atau syarat tertentu harus di penuhib dulu sebelum kegiatan-kegiatan bisa di lanjutkan atau menjadi semacam peralatan “doubel-check” yang lebih menjamin ketepatan pelaksanaan suatu kegiatan.
3.       Mengendalikan umpan balik
Mengendalikan ini juga di kenal sebagai past-action controlis, mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan. Sebab-sebab penyimpangan dari rencana atau standar di tentukan dan penemuan-penemuan di terapkan untuk kegiatan-kegiatan serupa di maa yang akan datang. Pengawasan ini bersifat historis, pengukuran di lakukan setelah kegiatan terjadi.

B.      Kontrol Proses Manajemen
Proses pengendalian manajemen adalah kegiatan yang digunakan  oleh seluruh manajemen untuk menjamin bahwa anggota organisasi bawahan yang disupervisi  akan mengimplementasikan strategi yang ditetapkan.
Proses manajemen adalah daur beberapa gugusan kegiatan dasar yang berhubungan secara integral, yang dilaksanakan di dalam manajemen secara umum, yaitu proses perencanaan, proses pengorganisasian, proses pelaksanaan dan proses pengendalian, dalam rangka mencapai sesuatu tujuan secara ekonomis. Sesungguhnya keempat proses itu merupakan hasil ikhtisar dari pelbagai pendapat praktisi dan ahli mengenai manajemen.

Daftar Pustaka

Ruky, A. (2002) Sukses sebagai manajer professional tanpa gelar MM atau MBA.Jakarta : Gramedia pustaka utama
Mulyadi (2007) system perencanaan dan pengendalian manajemen. Jakarta : salemba empat

(Psikologi Manajemen) Mengendalikan Fungsi Manajemen

A.     Definisi Mengendalikan (controlling)
Mengendalikan dapat di definisikan sebagai proses “menjamin” bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai. Ini berkenan dengan cara-cara membuat kegiatan-kegiatan sesuai yang direncanakan. Pengertian ini menunjukan adanya hubungan yang sangat erat antara perencanaan dan pengawasan.
Definisi mengendalikan yang di kemukakan oleh Robert J. Mockler bwrikut ini telah memperjelas unsur-unsur esensial proses mengendalikan :
Mengendalikan manajemne adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan bali, membandingkan kegiatan nyata standar yang telah di tetapkan sebelumnya, menentukan dan mengatur pengimpanan-penyimpanan serta mengambil tindakan koreksi yang di perlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan di pergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.
B.     Langkah-langkah dalam mengendalikan (controlling)
Proses mengendalikan biasanya terdiri paling sedikit lima tahap yaitu :
1.       Penetapan standar
Standar mengandung arti sebagai suatu satuan pengukuran yang dapat di gunakan sebagai “patokan” untuk penilaian hasil-hasil. Bentuk standar yang lebih khusus antara lain target penjualan, anggaran, bagian pasar, marjin keuntungan, keselamatan kerja dan sasaraan produksi. Standar yang umum meliputi standar-standar phisik, standar-standar moneter, standar-standar waktu.
2.       Penuturan pengukuran pelaksanaan kegiatan
Penetepan standat adalah sia-sia  bila tidak di sertai berbagai cara untuk mengukur pelaksanaan kegiatan nyata. Oleh karena itu tahap kedua dalam pelaksaan kegiatan secara tepat.
3.       Pengukuran pelaksanaan kegiatan
Setelah frekuensi pengukuran dan sistem monitoring di tentuka, pengukuran pelaksanaan di lakukan sebagai proses yang berulang-ulang dan terus-menerus.
4.       Pembandingan pelaksanaan dengan standar dan analisa penyimpangan
Tahap kritis dai prose pengawasan adalah pembandingan pelaksanaan nyata dengan pelaksanaan yang direncanakan atau standar yang telah di tetapkan.
5.       Pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan
Bila hasil analisa menunjukan perlunya tindakan koreksi, tindakan ini harus di ambil. Tindakan koreksi dapat diambil dalam berbagai bentuk. Standaar mungkin di ubah, pelaksanaan di perbaiki atau keduanya dilakukan bersamaan.

Daftar Pustaka

Herujuito, Y. (2001) dasar dasar manajemen. Jakarta : Grasindo
Mulyadi (2007) system perencanaan dan pengendalian manajemen. Jakarta : salemba empat



(Psikologi Manajemen) Actuating dalam Manajemen

A.    Prinsip Actuating

      Prinsip-Prinsip Penggerakan Menurut Kurniawan (2009) prinsip-prinsip dalam penggerakan/actuating antara lain:

1. Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya
2. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia
3. Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi
4. Menghargai hasil yang baik dan sempurna
5. Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih
6. Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
7. Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya

B.     Mencapai Actuating Managerial yang Efektif

1.      Komunikasi organisasi
Komunikasi organisasi merunjuk pada pola dan bentuk komunikasi yang terjadi dalam konteks dan jarngan organisasi.Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk komunikasiantarpribadi dan komunikasi kelompok.
Pembahasan komunikasi organisasi antara lain menyangkut struktur dan fungsi organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta budaya organisasi. Komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain meliputi arus komunikasi vertikal dan horizontal.
Dalam teori-teori organisasi ada dua hal yang mendasar yang dijadikan pedoman:
Teori tradisi posisional yang meneliti bagaimana manajemen menggunakan jaringan-jaringan formal untuk mencapai tujuannya.Teori tradisi hubungan antar pribadi yang meneliti bagaimana sebuah organisasi terbentuk melalui interaksi antar individu.
2.      Coordinating
Coordinating atau mengkoordinasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerjasama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan organisasi. Usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan itu, antara lain dengan memberi instruksi, perintah, mengadakan pertemuan untuk memberikan penjelasan bimbingan atau nasihat, dan mengadakan coaching dan bila perlu memberi teguran.
3.      Motivating
Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahannya melakukan kegiatan secara sukarela sesuai apa yang dikehendaki oleh atasan. Pemberian inspirasi, semangat dan dorongan oleh atasan kepada bawahan ditunjukan agar bawahan bertambah kegiatannya, atau mereka lebih bersemangat melaksanakan tugas-tugas sehingga mereka berdaya guna dan berhasil guna.
4.      Leading
Istilah leading, yang merupakan salah satu fungsi manajemen, di kemukakan oleh Louis A. Allen yang dirumuskannya sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer yang menyebabkan orang lain bertindak. Pekerjaan leading, meliputi lima macam kegiatan, yakni 1) mengambil keputusan, 2) mengadakan komunikasi agar ada saling pegertian antara manajer dan bawahan, 3) memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak, 4) memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta 5) memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Daftar Pustaka
Handoko, T. H. (2009) Manajemen. Edisi 2. BPFE: Yogyakarta
Hasibuan, M. S. P. (2008) Manajemen Sumber Daya Manusia. Sinar Grafika Offset : Jakarta

(Psikologi Manajemen) Actuating dalam Manajemen

Definisi Actuating
Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan perencanaan manejerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya menggerakkan orang-orang agarmau bekerja dengan sendirinya atau dengan kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan. Actuating adalah Pelaksanaan untuk bekerja. Untuk melaksanakan secara fisik kegiatan dari aktivitas tesebut, maka manajer mengambil tindakan-tindakannya kearah itu. Seperti : Leadership ( pimpinan ), perintah, komunikasi dan conseling ( nasehat).
Menggerakkan (actuating) menurut Tery berarti merangsanganggota-anggota kelompok melaksanakan tugas-tugas dengan antusias dankemauan yang baik. Tugas menggerakkan dilakukan oleh pemimpin.Oleh karena itu kepemimpinan kepala sekolah mempunyai perananpenting dalam menggerakkan personal sekolah melaksanakan program kerjanya. Menurut Keith Davis, Actuating adalah kemampuan membujuk orang-orang mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan penuh semangat.
George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaranperusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran tersebut. Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untukmengerjakan sesuatu jika :
a. Merasa yakin akan mampu mengerjakan,
b. Yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagidirinya,
c. Tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yanglebih penting, atau mendesak,
d. Tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan

Bagian yang termasuk dalam manajemen pengarahan sebagai berikut:
       Motivasi: Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan memelihara perilaku manusia. Motivasi merupakan subyek yang penting bagi manajer, karena menurut definisi manajer harus bekerja dengan dan melalui orang lain. Manajer perlu memahami orang orang berprilaku tertentu agar dapat mempengaruhinya untuk bekerja sesuai dengan yang diinginkan organisasi. Motivasi adalah subyek membingungkan, karena motif tidak dapat diamati atau diukur secara langsung, tetapi harus disimpulkan dari perilaku orang yang tampak.
     Komunikasi dalam Organisasi: Komunikasi adalah kegiatan untuk para manajer mencurahkan sebagian besar proporsi waktu mereka. Proses komunikasi memungkinkan manajer untuk melaksanakan tugas-tugas mereka. Informasi harus dikomunikasikan kepada para manajer agar mereka mempunyai dasar perencanaan, rencana-rencana harus dikomunikasikan pada pihak lain agar dilaksanakan. Pengorganisasian memerlukan komuni kasi dengan bawahan tentang penugasan jabatan mereka. Komunikasi tertulis dan lisan adalah bagian esensi pengawasan. Manajer dapat melaksanakan fungsi fungsi manajemen mereka hanya melalui interaksi dan komunikasi dengan pihak lain.
Kepemimpinan manajerial didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya. Implikasi penting dalam definisi tersebut yaitu: pertama, kepemimpinan menyangkut orang lain bawahan atau pengikut; kedua, kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang di antara pimpinan dan anggota kelompok; ketiga, pemimpin dapat juga memberikan pengaruh. Kepemimpinan merupakan bagian penting manajemen, tetapi tidak sama dengan manajemen. Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran, sedangkan manajemen mencakup kepemimpinan, tetapi juga mencakup fungsi lain seperti perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan.


Pentingnya Actuating dalam Organisasi
Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan nonmanusia pada pelaksanaan tugas. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan.

Daftar Pustaka 
Mulyono. 2008. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 

(Psikologi Manajemen) Pengorganisasian Struktur Manajemen

A. Manfaat struktur fungsional dan struktur divisional

1. Struktur Fungsional, yaitu struktur organisasi yang terdiri dari orang-orang dengan keterampilan yang sama dan melakukan tugas-tugas serupa yang kemuadian dikelompokkan bersama menjadi beberapa unit kerja. Anggota-anggotanya bekerja di bidang fungsional sesuai dengan keahlian mereka. Jenis struktur organisasi seperti ini tidak terbatas pada bisnis saja. Jenis struktur seperti ini juga dapat bekerja dengan baik untuk organisasi kecil yang memproduksi beberapa produk atau jasa.
Struktur organisasi fungsional ini mempunyai  beberapa kelebihan, antara lain:
·         Efisiensi melalui spesialisasi
·         Komunikasi dan jaringan keputusannya relatif sederhana
·         Mempertahankan tingkat pengendalian strategi pada level manajemen puncak
·         Mempermudah pengukuran output dan hasil dari setiap fungsi

2. Struktur Divisional, stuktur organisasi yang dikelompokkan berdasarkan pada produk yang sama, proses yang sama, kelompok orang yang melayani pelanggan yang sama, dan atau berlokasi di daerah yang sama di suatu wilayah geografis. Secara umum dalam struktur organisasi seperti ini biasanya bersifat kompleks, dan menghindari masalah yang terkait dengan struktur fungsional.

Adapun kelebihan dari struktur organisasi divisional antara lain:
·         Koordinasi antar fungsi menjadi lebih mudah dan cepat
·         Mempunyai fleksibilitas pada struktur perusahaan
·         Spesialisasi pada setiap divisi dapat dipertahankan
·         Kesempatan karir lebih terbuka

B. Kerugian struktur fungsional dan struktur divisional 
     
1.      Kekurangan dari struktur organisasi fungsional adalah:
·         Dapat mendorong timbulnya persaingan dan konflik antar fungsi
·         Mengakibatkan sulitnya koordinasi di antara bidang-bidang fungsional
·         Dapat menyebabkan tingginya biaya koordinasi antar fungsi
·         Identifikasi karyawan dengan kelompok spesialis dapat membuat perubahan menjadi sulit

2.      Sedangkan kekurangan  struktur organisasi divisional antara lain:
·         Mengakibatkan turunnya komunikasi antara spesialisasi fungsional
·         Sangat potensial untuk menimbulkan persaingan antar  divisi
·         Pendelegasian yang besar dapat menimbulkan masalah

DAFTAR PUSTAKA 

Dr. Mahmuh M, hanafi, MBA. 2003. Mangemen Edisi Revisi. Yogyakarta: Akademi Managemen Perusahaan YKPN

Handoko, T.Hani. 2009. Manajemen.Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA


(Psikologi Manajemen) Pengorganisasian Struktur Manajemen

A. Definisi Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.

B. Definisi Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.
Struktur Organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanismeformal organisasi diolah. Struktur organisasi terdiri atas unsur  spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan ukuran satuan kerja.

C. Pengorganisasian Sebagai Fungsi Dari Manajemen
Pengorganisasian sebagai fungsi dari manajemen, meliputi :
  • Organisasi Formal. Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional. Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya.
  • Organisasi InformalOrganisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Contoh : Arisan ibu-ibu sekampung, belajar bersama anak-anak sd, kemping ke gunung pangrango rame-rame dengan teman, dan lain-lain.
Daftar Pustaka
Mangkunegara, AA. Anwar Prabu. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rivai, Veithzal., Mulyadi, Deddy. (2010). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi (3 ed). Jakarta: RajaGrafindo Persada.

(Psikologi Manajemen) Perencenaan Penetepan Manajemen

Manfaat Perencanaan
  1. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan.
  2. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami.
  3. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti.
  4. Manajer dapat memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas
  5. Standar pelaksanaan dan pengawasan
  6. Pemilihan berbagai alternative terbaik
  7. Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan
  8. Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi
  9. Membantu manajer menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan
  10. Memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait
  11. Meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti. 
 Perencanaan bertujuan untuk:
1. Standar pengawasan, yaitu mencocokan pelaksanaan dengan perencanaannya.
2. Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan.
3. Mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya), baik kualifikasinya maupun kuantitasnya.
4. Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan.
5. Meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat, biaya, tenaga, dan waktu.
6. Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan.
7. Menyerasikan dan memadukan beberapa subkegiatan.
8. Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui.
9. Mengarahkan pada pencapaian tujuan.

         Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Tanpa suatu perencanaan maka proses pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tidak dapat berjalan dengan baik. Seperti yang sudah diketahui pada umumnya bahwa perencanaan adalah menyusun sebuah rencana yang akan diterapkan pada kegiatan tertentu seperti acara penting, sampai hal-hal kecil tentunya juga memerlukan rencana meski rencananya tak sebesar rencana untuk acara penting. Jadi Perencanaan memiliki tahapan paling penting dari fungsi manajemen itu sendiri, terutama dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis. dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan hanya pada intuisi dan firasat.

      Perencanaan juga memiliki tujuan yang sudah dikemukakan oleh Stephen Robbins dan Mary Coulter, Berikut tujuan-tujuan tersebut :
  1. Untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun karyawan nonmanajerial. Dengan rencana, karyawan dapat mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa rencana, departemen dan individual mungkin akan bekerja sendiri-sendiri secara serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efesien.
  2. Untuk mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang manajer membuat rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk menghadapinya.
  3. Untuk meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yang terarah dan terencana, karyawan dapat bekerja lebih efesien dan mengurangi pemborosan. Selain itu, dengan rencana, seorang manajer juga dapat mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan inefesiensi dalam perusahaan.
  4. Untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi selanjutnya yaitu proses pengontrolan dan pengevalusasian. Proses pengevaluasian atau evaluating adalah proses membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana, manajer tidak akan dapat menilai kinerja perusahaan.  
      Salah satu maksud dibuat perencanaan adalah melihat program-program yang akan dijalankan untuk meningkatkan kemungkinanan tercapainya tujuan-tujuan organisasi di waktu yang akan datang. perencanaan organisasi harus aktif, dinamis, berkesinambungan dan kreatif, sehingaa manajemen tidak hanya bereaksi terhadap lingkungan tapi lebih menjadi peserta aktif dalam dunia usaha. Ada beberapa alasan mengapa perencanaan begitu penting terhadap manajemen organisasi, Pertama adalah tujuan menjadi jelas dan terarah, semua komponen atau elemen-elemen dalam organisasi mengetahui dengan baik tujuan yang hendak dicapai. Kedua adalah semua bagian dalam organisasi akan bekerja ke arah satu tujuan yang sama, mereka juga memahami prosedur apa yang harus dilakukan yang sudah disepakati dalam perencanaan. Ketiga adalah menolong dan mengidentifikasi berbagai hambatan dan peluang, hal ini menuntut organisasi mempersiapkan tindakan-tindakan antisipasi ke depan. keempat adalah mebantu pekerjaan menjadi lebih efisien dan efektif, seperti mengatur biaya dan waktu agar efisien dan efektif. Kelima adalah sebagai aktivitas pengawasan, pekerjaan harus berjalan sesuai prosedur kerja masing-masing. Keenam adalah membantu mengurangi risiko dan ketidakpastian, sehingga memperjelas tindakan-tindakan dan prosedur kerja dan meminimalisir ketidakpastian tersebut.

     Keberhasilan perencanaan dalam mencapai tujuan, mempunyai cara-cara agar tujuan tersebut dapat direalisasikan yaitu bahwa pimpinan dan bawahan organisasi harus bekerja sama merumuskan perencanaan, menentukan tujuan, menentukan standar kerja, dan memilih kegiatan yang akan dilaksanakan demi mendorong  tercapainya tujuan organisasi. Kemudian dalam tahap pelaksanaan kerja, bawahan atau karyawan harus menunjukkan kinerja terbaik dan memberikan kemampuan maksimal demi tercapainya tujuan dan di sisi lain pimpinan juga memberikan pengarahan dengan cara yang baik dan mampu memotivasi para karyawan. Setelah tujuan terealisasi, pimpinan dan bawahan hendaknya mengevaluasi tujuan tersebut dimana tujuan evaluasi adalah menemukan kekurangan dan kelemahan organisasi dalam pelaksanaan tujuan, mengurangin risiko yang sama untuk tujuan berikutnya, dan sebagai bahan pembelajaran.

 Jenis-jenis Perencanaan
  1. Misi atau Maksud (Mission atau Purpose)
 menggambarkan peranan atau maksud keberadaan suatu organisasi pada masyarakat tertentu.

     2.  Tujuan
     merupakan titik akhir dimana aktivitas organisasi diarahkan. Strategi merupakan rencana umum/pokok untuk mencapai tujuan organisasi.
  1. Kebijakan
     merupakan pernyataan atau pemahaman umum yang membantu mengarahkan pengambilan keputusan (khususnya cara berpikirnya).
4.Prosedur
  merupakan serangkaian aktivitas atau tindakan, yang lebih mengarahkan tindakan (bukan cara berpikir).
5.  Aturan
merupakan rencana yang dipilih dari beberapa alternatif, untuk dilakukan atau tidak dilakukan.
6.  Program
merupakan jaringan kompleks yang terdiri dari tujuan, kebijakan, prosedur, aturan, penugasan, langkah yang harus dilakukan, alokasi sumber daya, dan elemen lainnya, berdasarkan alternatif tindakan yang dipilih.
7.  Anggaran
merupakan rencana yang dinyatakan dalam angka.
Berdasarkan luas cakupan masalah yang dihadapi oleh manajer dalam suatu organisasi serta jangka waktu yang berada dalam suatu rencana,maka rencana dapat digolongkan dalam 3 bentuk,yaitu:
·         Rencana Global (Global Plan):
Rencana global ini berisi tentang penentuan tujuan suatu organisasi secara menyeluruh.Apa yang menjadi tujuan akhir suatu organisasi yang bersifat jangka panjang.Tujuan global ini dapat dipandang sebagai misi suatu organisasi.Dimana dalam pengembangannya harus memperhatikan situasi dan kondisi serta perkembangan organisasi dimasa yang akan dating,yang tidak lepas dari kekuatan dan kelemahan yang di miliki oleh organisasi.
Analisa penyusunan rencana global terdiri atas:
a.       Strength,yaitu kekuatan yang dimiliki oleh organisasi yang bersangkutan.
b.      Weaknesses,memperhatikan kelemahan yang dimiliki organisasi yang bersangkutan.
c.       Opportunity,yaitu kesempatan terbuka yang dimiliki oleh organisasi.
d.      Treath,yaitu tekanan dan hambatan yang dihadapi organisasi.
·    Rencana Strategik (Strategic Plan):
Bagian dari rencana global yang lebih terperinci.Dimana dengan menyusun kerangka kerja yang akan dilakukan untuk mencapai rencana global.Dimensi waktunya adalah jangka panjang.Dalam pencapaiannya dilakukan dengan system prioritas,mana yang akan dicapai terlebih dahulu.
·         Rencana Operasional (Operational Plan):
Rencana ini meliputi perenanaan terhadap kegiatan-kegiatan operasional dan bersifat jangka pendek.

 DAFTAR PUSTAKA
- Mukhyi,Abdul M & Saputro,Imam,Hadi.1995.PENGANTAR MANAJEMEN UMUM.Jakarta:Gunadarma University.
- Manulang,M.2012.DASAR-DASAR MANAJEMEN.Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.
-Afifuddin,M.M.2012.Dasar-dasar Manajemen.Bandung:ALFABETA.