Pages

Minggu, 29 Desember 2013

Tes Psikologi Online

Pengertian dan Tujuan

Anne Anastasi (1976) mengatakan bahwa tes pada dasarnya adalah suatu pengukuran yang obyektif dan standar terhadap sampel perilaku. Brown (1976) mengatakan bahwa tes adalah suatu prosedur yang sistematis guna mengukur sample perilaku seseorang. Namun Brown menganggap bahwa ciri sistematis tersebut telah mencakup pengertian obyektif, standar, dan syarat-syarat kualitas lainnya.

Definisi yang lebih lengkap dapat dikutipkan langsung dari pendapat Cronbach yang dikemukakan dalam bukunya Essentials of psychological Testing, yaitu: “….a systematic procedure for observing a person’s behavior and describing it with the aid of a numerical scale or a category system” (Cronbach, 1970). 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Psikotes adalah prosedur pemeriksaan yang telah mengalami pembakuan, yang dimaksudkan untuk menyelidiki dan menetapkan sifat-sifat psikis khusus individu; pengujian mental. 

Psikotes adalah tes yang dilakukan untuk mengukur aspek individu secara psikis. Tes ini dapat berbentuk tertulis, proyektif, atau evaluasi secara verbal yang teradministrasi untuk mengukur fungsi atau kemampuan kognitif dan emosional seseorang. Tujuan dari dilaksanakannya tes ini adalah untuk mengukur berbagai kemungkinan atas bermacam kemampuan orang secara mental dan faktor-faktor yang mendukungnya, termasuk prestasi dan kemampuan, kepribadian, dan intelegensi. Jadi, psikotes adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui gambaran seseorang mulai dari kemampuan kognitifnya, kondisi emosinya, kecenderungan-kecenderungan sikap dan hal-hal yang mempengaruhi kecenderungan tersebut. Dalam psikotes, kemampuan yang diukur tidak melulu terkait dengan IQ seseorang. Selain tes IQ ada juga tes kepribadian, dan wawancara. Dari integrasi tes-tes tersebut, maka akan diperoleh gambaran mengenai orang yang di tes yang kemudian disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.  

Dampak Positif & Negatif Tes Psikologi Online.  
Positif : 
·         Efisien dan efektif. Dapat mempermudah pekerjaan psikolog dalam menskoring hasil tes dengan adanya software untuk skoring hasil tes yang bersangkutan dan hemat waktu (dapat diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat). 
·         Dapat melakukan wawancara melalui video call, jika interviewee (orang yang diwawancara) dan interviewer (orang yang mewawancarai) tidak dapat bertatap muka/bertemu secara langsung. 
·         Dapat melakukan tes psikologi secara klasikal dengan software khusus alat tes psikologi yang biasanya digunakan oleh perusahaan-perusahaan tertentu. 
·         Dapat menerima surat lamaran/curriculum vitae (CV) dengan adanya email. 
·         Dapat dilakukan pertukaran database pelamar dengan perusahaan lain 

Negatif : 
·         Individu akan mengalami resistansi (kebal) atau sudah mengetahui materi tes sehingga mengerjakan tes tidak sebagai dirinya sendiri melainkan menampilkan sisi-sisi baik yang dapat membuat hasil tes terlihat baik. 
·         Dalam melakukan wawancara secara online, dikhawatirkan individu tidak menampilkan dirinya secara benar, yaitu individu yang diwawancara disorot dengan webcam tetapi yang mengetik jawaban adalah orang lain. Ataupun jika melalui suara, dikhawatirkan akan adanya gangguan atau tidak lancarnya jaringan sehingga video maupun suara yang ada akan patah-patah (jaringan lemot), yang mengakibatkan terganggunya proses wawancara. 
·         Banyaknya informasi yang diterima sering kali membuat kita kesulitan dalam memilah prioritas dan menentukan kebenaran informasi tersebut. Bahkan tidak jarang orang percaya begitu saja terhadap informasi yang diterimanya, tanpa terlebih dahulu menyelidiki kebenaran dari informasi yang dia terima (Dewin, 2010). Dalam hal ini, misalnya lamaran yang diterima melalui email. 
·         Dengan adanya programmer yang dapat membuat software skoring alat tes psikologi, membuat programmer tersebut dapat melakukan pekerjaan orang-orang psikologi dalam hal skoring hasil.


  
Sumber :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar